Minggu, 23 Januari 2011

Kepada Engkau

kepada engkau yang mengirimkan mantra melalui kata
dan meralatnya sebagai suatu keterhanyutan sejarah
kepada engkau yang telah merembulankan harapan
dan menghapusnya dengan kanvas hitam
kepada engkau yang nyaris menjelma tuhan
kepada engkau yang meniupkan sruling di gendang hati
kepada engkau yang melembayungkan keharuan
kepada engkau yang telah menjadi nyanyian di liang jiwa
kepada engkau yang telah mempertemukan hati
dengan keajaiban
kepada engkau yang masih memiliki iba
dan menangis bersama pawana
kepada engkau yang mengukir senyum di dinding jiwa
hingga menjadi arca
kepada engkau yang telah memerahkan sejarah
kepada engkau yang telah menikamkan belati
kepada engkau yang telah bebas dari penjara
kepada engkau yang salju
kepada engkau yang telah mengubur
segala doa dengan darah
kepada engkau yang telah membanjirkan air mata
kepada engkau yang telah mengerti bening dan bah
kepada engkau yang semakin membesi
kepada engkau yang telah memeras batu menjadi madu
dan aku meminumnya hingga mabuk
aku titipkan kesucian ini, agar tetap menjadi sutra wungu
yang akan membungkus hati kita dengan segala kebiruan
Jika kau hendak merobeknya, maka tikamlah dari depan
dengan kekuatan senyum dan air mata.
Yakinlah. darahnya juga akan memuncrat di dalam nuranimu!


Yogyakarta 30 Maret 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar