Bening air matamu ketika aku bercerita tentang kapalku yang sedang menerjang gunung es hingga semua singgasana yang kubangun runtuh berkeping-keping menjadi hanya sekedar sejarah atau mimpi---
Ibu,
Kisah ini hanyalah sekedar lautan
Bagi hati yang barbaju keikhlasan
Sesekali berombak
Tapi mengantarkan para nelayan menebar jala
Mereka lupa kepada angin yang telah
mengembangkan layar dengan perkasa
Ibu, engkau pergi sebelum mimpi kita selesai
meninggalkan kami terlunta-lunta dalam kerinduan yang panjang.
Doa kami menjadi semakin kering tanpa nafasmu
Ibu, Bantulah kami mengejar mimpi itu
Dalam badai yang tak pernah mengenal usai
Sekarang hati kami sudah baja
Untuk menatap sisa doa
Yang kau gantungkan di puncak bintang
Ibu, Bagiku dia masih biru
Indah; kemilau cahaya batinnya
Telah menjadi bahasa fajar dalam perjalanan ini
Ibu,
Aku ingin dia menggantikan kepergianmu
Dengan seluruh kelembutan hati dan jiwanya
yogya, Mei 2002
Minggu, 23 Januari 2011
Surat Rindu Buat Ibu (1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar