Senin, 07 Juni 2010

BERSALAMAN DENGAN KH. ISHOMUDDIN

Malam Rabu, 27 April 2010. almaghfur lah, KH. Moh. Ishomuddin bin Abdullah Assajad,hadir, menemuiku. Seperi di sebuah masjid hendak melaksanakan shalat. Di sana ada beberapa orang, dan yang jelas saya lihat adalah KH. Muzakki, guru yang telah membimbing saya dalam banyak hal. Saya bersalaman dengan KH.Ishom, dan mencium asta beliau. Beliau ternyata mencium tangan saya juga. Aneh! (sampai tulisan ini dibuat, saya tidak mengerti maknanya). Setelah itu saya bersalaman dengan KH. Muzakki, dan mencium asta beliau juga. Haru dan senang. Terbangun! saya lihat jam di HP menunjukkan jam 02 lewat sedikit. Senang sekali mendapat mimpi itu. Saya kirimkan alfatihah untuk beliau dan mendoakan beliau. Beberapa saat kemudian, saya melihat beliau kembali (KH. Ishom), masih duduk di masjid. Saya memastikan diri saya, bahwa saya sedang tidak bermimpi. Menoleh kiri kanan. Benar! Saya tidak sedang bermimpi. Beliau keluar dari mesjid, saya mengikuti beliau dari kejauhan, dengan harapan mendapatkan kesempatan kedua untuk bersalaman. Beliau seperti menghindar karena tahu saya membuntutinya. Belok ke arah dalem-nya, dan saya sudah bisa memastikan bahwa saya tidak bisa bersalaman lagi. Ternyata belum sampai di rumah, banyak santri yang bersalaman juga. Beliau tertahan, dan saya maju mendekat. Sambil Tersenyum (agak tertawa; karena seperti menyadari bahwa saya mengejar beliau sejak tadi), beliau menjulurkan kedua tangannya. Saya menyambut tangan beliau dengan perasaan senang dan terharu. Kami berpelukan (atau lebih tepatnya saya memeluk beliau). "nyo'ona sambung du'a" pintaku dalam pelukan beliau. "enggi". Jawab beliau. "ajunan salamet? Tanyaku memberanikan diri. Katika itu saya sadar betul bahwa beliau sudah meninggal dunia. Saya ingin tahu keadaan beliau di alam barzakh, dengan menanyakan hal tersebut. "alhamdulillâh.." jawab beliau mantap. Saya menangis di pelukannya, dengan kebahagiaan yang tak terkira, mendengar jawaban beliau. Saya terbangun, dan masih tetap sesunggukan. (ternyata itu lanjutan dari mimpiku sebelumnya; ya Allah....). Jam 03. saya berwudu' dan shalat.... Bahagia sekali. Atau ini bagian dari anugerah Allah, karena saya telah sedikit meringankan beban saudara saya, Imam? (lihat cerita sebelumnya: Tabrakan Vario dan belajar ikhlas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar