Selasa, 01 Juni 2010

PORTOPOLIO SERDOS: Belajar Untuk Serius

28 April, malam kamis, magrib. Firdaus sms saya: k. Mutam, maimun, wahid dan fadilah, lulus sertifikasi dosen 2010. Senang juga mendengar kabar itu. Atau ini sebenarnya adalah cara dari sekian cara Tuhan untuk memberikan rizki, setelah sebelumnya mengalami sedikit ujian.
Pengisian portopolio begitu melelahkan, meskipun kami semua sudah mendapatkan pelatihan di hotel mercure selama satu hari, dan harus bayar 500 ribu.
196 dosen yang dipanggil ketika itu, semua hadir. tak satupun yang berani berbeda dengan petunjuk yang ada. Map kuning, 5 aplop ukurang kecil berisi penilaian mahasiswa, 3 aplop dari rekan sejawat, 1 aplop dari atasan. Semua dilakukan sehati-hati mungkin, agar tidak menyalahi aturan kopertais. Ternyata, tak satupun dari mereka yang lulus seleksi administrasi. Ada yang salah dan kurang!
Dari stika sendiri sampai balik tiga kali, dan baru yang terakhir lulus. Satu hal yang pasti, mereka semua, yang berasal dari berbagai PT SWAsta di bawah naungan kopertais wilayah IV surabaya, bekerja mati-matian: bawa stempel (mulai stempel lembaga, tanda tangan ketua, ligalisir dan lain-lain), bawa printer, kertas, laptop dan hal-hal lain yang ketika ada kesalahan langsung diubah dan tidak perlu pulang kembali. Bahkan ada yang keua PT-nya dibawa. Tapi, pengubahan itu sangat melelahkan dan ta' lebur. Bukan profesiku memasukkan aplop, nyetempel, mengelem, mengguting, menempel, menyeteples, memaraf, dan lain-lain yang semuanya sangat tidak menyenangkan. Administrasi yang amat jlimet.


Dua hal yang dapat saya tangkap: keseriusan mereka bekerja dan ketaatan mereka pada petunjuk dan aturan dari kopertais. Mereka takut gagal. Tidak lulus. Yang tentu akan berkonsekwensi langsung pada penghasilan: materi!
Tuhan, mestinya kami semua juga seperti itu dalam berinteraksi dengan-MU. Taat setaatnya pada semua aturan dan ketentuan-Mu. Tidak berani berbuat yang berbeda dengan aturan. Dan setelah itu dilakukan, takut tidak diterima. Takut ada kesalahan. Inilah kerapuhan hamba-MU. Uang sertifikasi yang sekitar 2 juta, lebih kongkrit dari kehadiran dan kasih sayang-Mu, sehingga kami semua begitu serius dan khusyu' untuk mendapatkan uang tersebut, dan biasa-biasa saja saat sedang mengerjakan tugas dari-Mu, untuk mendapatkan kebahagiaan yang sejati.
Atau karena Engkau Mahabiajaksana? Mahapengertian? Toleran? Sementara pihak kopertais adalah manusia yang tidak memiliki sifat-sifatMU?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar